Senin, 03 Juli 2017

Psikologi Pendidikan (resume #6) : Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan konseling terkait dengan program pemberian layanan bantuan kepada siswa dalam upaya mencapai perkembangan yang optimal, melalui interaksi yang sehat dengan lingkungan.

 Tujuan Bimbingan :
·                     Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupan masa yang akan datang
·                     Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki seoptimal mungkin
·                     Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan
·                     Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat maupun lingkungan kerja.

Pengertian bimbingan dan konseling :
·                     Bimbingan merupakan suatu upaya pemberian bantuan kepada peserta didik dalam mencapai perkembangan optimal yaitu perkembangan yang sesuai dengan potensi dan sistem nilai tentang kehidupan yang baik dan benar. 
·                     Konseling merupakan layanan utama bimbingan dalam upaya membantu individu agar mampu mengembangkan diri dan mengatasi masalah melalui hubungan tatap muka atau melalui media, baik secara perorangan maupun kelompok.

Fungsi Bimbingan :
·                     Pemahaman, membantu siswa memahami potensi yang dimilikinya.
·                     Preventif, mengantisipasi masalah dan berusaha mencegahnya.
·                     Pengembangan, berupaya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
·                     Perbaikan (penyembuhan), membantu siswa yang telah memiliki masalah.
·                     Penyaluran, membantu siswa memilih kegiatan pemantapan penguasaan karir.
·                     Adaptasi, memilih metode pendidikan sesuai dengan kemampuan individu.
·                     Penyesuaian, membantu siswa menyesuaikan diri dengan program pendidikan.

Macam-macam Bimbingan berdasarkan masalah:
1. BIMBINGAN AKADEMIK
Diarahkan  untuk membantu individu dalam menghadapi dan memecahkan masalah akademik :
·                        Pengenalan kurikulum.
·                        Pemilihan jurusan.
·                        Cara belajar.
·                        Penyelesaian tugas dan latihan.
·                        Pencarian dan penggunaan sumber belajar.
2. BIMBINGAN SOSIAL PRIBADI
Membantu siswa memecahkan masalah sosial pribadi :
·                        Hubungan sesama teman.
·                        Hubungan dengan guru dan staf .
·                        Pemahaman sifat.
·                        Penyesuaian dengan lingkungan pendidikan danmasyarakat.
·                        Penyelesaian konflik.

3. BIMBINGAN KARIR
Membantu individu dlm perencanaan, pengembangan dan pemecahan masalah karir :
·                        Pemahaman terhadap jabatan, tugas kerja.
·                        Pemahaman kondisi dan kemampuan diri.
·                        Pemahaman kondisi lingkungan.
·                        Perencanaan dan pengembangan karir.
·                        Penyesuaian pekerjaan.
·                        Pemecahan masalah karir yang dihadapi.

 PRINSIP-PRINSIP DARI BIMBINGAN:
·                     Bimbingan diperuntukkan bagi semua individu baik bermasalah maupun tidak, 
·                     Bimbingan bersifat individualisasi yang memandang setiap individu itu unik, 
·                     Bimbingan menekankan hal yang positif yang membangun pandangan yang positif terhadap diri sendiri, 
·                     Bimbingan merupakan usaha bersama dimana konselor, guru-guru dan kepala sekolah saling bekerjasama,
·                     Pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial dalam bimbingan, 
·                     Bimbingan berlangsung dalam berbagai setting (adegan) kehidupan dimana bimbingan tidak hanya dapat berlangsung di sekolah. 

JENIS LAYANAN BIMBINGAN:
1.                 Pelayanan pengumpulan data tentang siswa dan lingkungannya sbg usaha utk mengetahui diri individu seluas-luasnya & latar belakang lingkungannya.
2.                 Penyajian informasi yang menyajikan informasi mengenai berbagai aspek kehidupan yang diperlukan individu.  Orientasi/Orientation (Cara belajar, ergaulan., Artikulasi (Articulation – khusus untuk calon siswa), dll.  
3.                 Konseling merupakan layanan terpenting dalam program bimbingan yang memfasilitasi individu memperoleh bantuan pribadi secara langsung.
4.                 Penempatan (Placement) dan  Tindak lanjut (Follow-up – khusus untuk alumni): pilihan kegiatan ekstrakurikuler, pilihan program studi, pilihan sekolah lanjutan, tindak lanjut., dll.
5.                 Penilaian dan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui tujuan apa saja yang telah dicapai dari program yang  dilaksanakan.
6.                 Konsultasi(Consultation):

·                              Dengan petugas administrasi sekolah
·                              Dengan staf pengajar.
·                              Dengan orangtua siswa – secara
·                              individual atau dalam bentuk pertemuan dengan para orangtua. 


Psikologi Pendidikan (resume #5) : Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus

Siapakah anak yang menderita ketidakmampuan itu?

Disability adalah keterbetasan (ketidakmampuan) personal yang membatasi pelaksanaan fungsi seseorang. Handicap adalah kondisi yang dinisbahkn pada orang yang menderita ketidakmampuan.

Gangguan Indera

Gangguan Penglihatan. Tugas penting untuk mengajar anak yang menderita gangguan ini adalah menentukan modalitas yang dengannya murid dapat belajar dengan baik.
Gangguan  Pendengaran. Terdapat dua kategori pendekatan pendidikan untuk anak yang mengalami gangguan ini, yakni pendekatan oral (gerak bibir) dan pendekatan manual (bahasa isyarat dan mengeja jari).
Gangguan Fisik
Gangguan Ortopedik. Biasanya berupa keterbatasan gerak atau kurang mampu mengontrol gerak karena ada masalah di otot, tulang, atau sendi. Cerebral palsy adalah gangguan yang berupa lemahnya koordinasi otot, tubuh sangat lemah dan goyah, atau bicaranya tidak jelas. Komputer dapat membantu mereka, mereka dapat melakukan koordinasi untuk menggunakan keyboard untuk tugas menulis.
Gangguan Kejang-Kejang. Epilepsi (jenis yang paling kerap dijumpai) adalah gangguan saraf yang biasanya ditandai dengan serangan terhadap sensorimotor atau kejang-kejang.

Retardasi Mental

Merupakan kondisi sebelum 18 tahun yang ditandai dengan rendahnya kecerdasaran (biasanya nilai IQ berada dibawah 70) dan sulit beradaptasi dengan kehidupan sehari-hari.

Klasifikasi dan Tipe Retardasi Mental. Retardasi mental digolongkan menjadi retardasi ringan, moderat, berat, dan parah. Sekitar 85% murid dengan retardasi mental termasuk dalam kategori ringan.
Penyebab. Retardasi mental disebabkan oleh faktor genetik (down syndrome dan fragile x syndrome) dan kerusakan otak (fetal alcohol syndrome).
Gangguan Bicara dan Bahasa
Gangguan bicara dan bahasa antara lain masalah dalam berbicara (seperti gangguan artikulasi, gangguan suara, dan gangguan kefasihan berbicara), dan problem bahasa (seperti kesulitan menerima informasi dan mengekspresikan bahasa)
Gangguan Artikulasi. Problem dalam melafalkan suara secara benar.
Gangguan Suara.Gangguan dalam menghasilkan ucapan, yakni ucapan yang keras, kencang, terlalu keras, terlalu tinggi, atau terlalu rendah nadanya.
Gangguan Kefasihan. Gangguan yang biasa disebut gagap.
Gangguan Bahasa. Kerusakan signifikan dalam bahasa reseptif atau bahasa ekspresif anak. Bahasa reseptif adalah resepsi dan pemahaman bahasa, sedangkan bahasa ekspresif adalah kemampuan menggunakan bahasa untuk mengekspresikan pemikiran dan berkomunikasi dengan orang lain.

Ketidakmampuan Belajar

Learning disability adalah ketidakmampuan dimana anak: (1) punya inteligensi norma atau di atas rata-rata; (2) kesulitan setidaknya dalam satu atau lebih mata pelajaran; dan (3) tidak punya problem atau gangguan lain, seperti retardasi mental, yang menyebabkan kesulitan. Dyslexia adalah kerusakan berat dalam kemampuan membaca dan mengeja.
Identifikasi. Identifikasi awal terhadap gangguan belajar biasanya dilakukan oleh guru dikelas. Apabila anak dicurigai mengalaminya, guru akan memanggil spesialis. Tim profesional lintas-disiplin biasanya adalah yang paling cocok untuk memverifikasi apakah seorang murid mengalami gangguan belajar atau tidak.
Strategi Intervensi. Banyak intervensi difokuskan pada upaya meningkatkan kemampuan membaca si anak. Misalnya, dalam sebuah studi, pengajaran fonologi  di level taman kanak-kanak memberikan efek positif pada perkembangan kemampuan membaca ketika anak-anak itu masuk ke grade satu.

Attention Deficit Hyperacivity Disorder

Attention deficit hyperacivity disorder atau ADHD adalah bentuk ketidakmampuan anak yang ciri-cirinya antara lain: (1) kurang perhatian; (2) hiperaktif; dan (3) impulsif. Anak yang menunjukkan gejala ADHD didiagnosis sebagai: (1) ADHD dengan kecenderungan lebih pada kurang perhatian; (2) ADHD dengan kecenderungan lebih pada hiperaktif/impulsif; atau (3) ADHD dengan kecenderungan baik itu kurang perhatian maupun hiperaktif/impulsif.
Gangguan Perilaku dan Emosional
Hal ini terdiri dari masalah yang serius dan terus-menerus yang berkaitan dengan hubungan, agresi, depresi, ketakutan yang berkaitan dengan persoalan pribadi atau sekolah, dan juga berhubungan dengan karakteristik sosioemosional yang tidak tepat.
Perilaku Agresif, di Luar Kontrol. Beberapa anak yang digolongkan memiliki gangguan emosional serius dan melakukan tindakan yang menganggu, agresif, membakang atau membahayakan, biasanya akan dikeluarkan dari sekolah.

Depresi, Kecemasan, dan Ketakutan. Depresi adalah jenis gangguan mood dimana pengidapnya merasa dirinya tak berharga sama sekali, percaya bahwa keadaan tidak akan pernah membaik, dan tampak lesu dan tidak bersemangat dalam jangka yang lama.

Psikologi Pendidikan (resume #4) : Tes dan Evaluasi

Sifat Tes Standar Atau Ujian yang Diabaikan

Apa Itu Tes Standar?

Tes Standar atau tes yang dibakukan mengandung prosedur yang seragam untuk menentukan nilai dan administrasinya. Tes standar bisa membandingkan kemampuan murid dengan murid lain pada usia atau level yang sama, dan dalam banyak kasus perbandingan ini dilakukan pada tingkat nasional.

Tujuan Tes Standar
1.      Memberikan informasi tentang kemajuan murid
2.      Mendiagnosis kekuatan dan kelemahan murid
3.      Memberikan bukti untuk penempatan murid dalam program
4.      Memberi informasi untuk merencanakan dan meningkatkan pengajaran atau instruksi
5.      Membantu administrator mengevaluasi program
6.      Memberikan akuntabilitas

Perhatian terhadap akuntabilitas telah memunculkan tes berbasis standar, yang menilai kemampuan atau keahlian yang diharuskan dimiliki murid sebelum mereka naik ke kelas berikutnya atau ke jenjang univeristas.

Tes Beresiko Tinggi adalah menggunakan tes dengan cara sedemikian rupa yang mengandung konsekuensi penting bagi murid, memengaruhi keputusan seperti apakah murid itu akan naik kelas atau lulu.
Kriteria untuk Mengevaluasi Tes Standar

Norma. Kelompok norma yakni kelompok dari individu yang sama yang sebelumnya telah diberi ujian oleh penguji.

Validitas. Validitas adalah sejauh mana sebuah tes mengukur apa-apa yang hendak diukur dan apakah inferensi tentang nilai tes itu akurat atau tidak. Dari segi karakteristik tes itu sendiri, ada tiga tipe validitas: validitas isi, validitas kriteria, dan validitas konstruk. Tes standar yang valid harus mengandung validitas isi yang baik, yakni kemampuan tes untuk mencakup sample isi yang  hendak diukur. Bentuk lain dari validitas adalah validitas kriteria yakni kemampuan tes untuk meprediksi kinerja murid saat diukur dengan penlaian atau kriteria yang lain. Validitas kriteria dapat bersifat concurrent dan predictive. Concurrent validity adalah relasi antara nilai tes dengan kriteria lain yang ada saat ini. Predictive validity adalah relasi antara nilai tes dengan kinerja masa depan murid. Tipe ketiga dari validitas adalah construct validitas, sebuah konstruk adalah ciri yang tidak bisa dilihat dari seseorang, seperti inteligensi, gaya belajar, personalitas, atau kecemasan.

Reliabilitas. Berarti sejauh mana sebuah prosedur tes bisa menghasilkan nilai yang konsisten dan dapat direproduksi. Reliabilitas dapat diukur dengan beberapa cara, antara lain test-retest reliability, alternate forms reliability, dan split-half reliability. Test-retest reliability adalah sejauh mana sebuah prosedur tes bisa menghasilkan kinerja yang sama ketika seorang siswa diberi tes yang sama dalam dua kesempatan yang berbeda. Alternate reliability-forms ditentukan dengan memberikan bentuk yang berbeda dari tes yang sama pada dua kesempatan yang berbeda untuk kelompok murid yang sama dan mengamati seberapa konsistenkah skornya. Dan split-half reliability adalah membagi item tes menjadi dua bagian, seperti item bernomor ganjil dan genap.

Keadilan. Tes yang adil adalah tes yang tidak bias dan tidak diskriminatif. Tes itu tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor gender, etnis, atau faktor subjektif seperti bias penilai.
Ujian Negara Berisiko Tinggi (High-Stakes)

Format Ujian Negara. Dari sudut pandang konstruktivis, ujian yang diwajibkan negara ini menggunakan format yang salah, terdiri dari soal pilihan berganda. Hampir semua negara bagian menggunakan penilaian yang mengacu pada kriteria, yang berarti bahwa nilai murid dievaluasi berdasarkan standar yang telah ditetapkan.

Keuntungan dan Penggunaan Tes Beresiko Tinggi. Sejumlah pembuat kebijakan berpendapat bahwa ujian negara beresiko tinggi memberikan sejumlah efek positif:
·         Meningkatkan kinerja murid
·         Lebih banyak waktu untuk mengajarkan pelajaran yang diujikan
·         Ekspektasi tinggi untuk semua murid
·         Identifikasi sekolah, guru, dan administrator yang berkinerja payah
·         Meningkatkan rasa percaya diri disekolah setelah nilai ujian naik

Kritik Terhadap Ujian Negara. Kritik terhadap ujian yang diwajibkan negara ini menyatakan bahwa ujian negara akan menimbulkan akibat negatif:
·         Menumpulkan kurikulum dengan penekanan lebih besar pada hafalan ketimbang pada keahlian berfikir dan memecahkan masalah
·         Mengajar demi ujian
·         Diskriminasi terhadap murid dari status sosioekonomi rendan dan minoritas

Salah satu keprihatinan dari tes beresiko tinggi ini adalah soal validitas inferensi yang diambil dari hasil ujian. Sekadar meraih nilai tinggi bukan berarti pendidikan sudah meningkat. Keprihatinan lainnya adalah pada sejauh mana ujian ini berguna untuk meningkatkan pengajaran dan pembelajaran--tujuan utama dari reformasi pendidikan.

Tes Distrik dan Nasional

Ujian Distrik (Lokal). Di Spencerport, New York, distrik sekolah mengumpulkan informasi tentang kinerja murid dengan tes berikut ini: Stanford Achievement Test in Reading; New York State Pupil Evaluation Test in Reading (grade 3-6), Written Expression (grade 5), and Mathematics (grade 3 dan 6; dll, yang diberikan kepada murid yang berencana masuk ke universitas atau akademik dan Advanced Placement Tests untuk bidang sejarah AS, biologi, kimia, sastra dan bahasa Inggris, Perancis, Spanyol, Kalkuluss dan teori musik.

Penilaian Nasional dan Standar Kelas . Pemerintah federal juga dilibatkan dalam menstandarisasikan ujian melalui National Assessment of Educational Progress (NAEP). NAEP adalah penelitian mirip sensus terhadap pengetahuan, keahlian, pemahaman, dan sikap generasi muda Amerika. Temuan dari NAEP menunjukkan tren berikut ini:
·         Membaca
·         Matematika
·         Sains


Sebuah analisis terhadap ujian standar nasional menemukan bahwa, dibandingkan dengan ujian standar Amerika, ujian standar di negara lain: (1) memasukkan lebih banyak soal dengan jawaban pendek, pertanyaan esai dan terbuka; dan (2) lebih berhubungan dengan kurikulum dan buku pegangan sehingga murid di negara itu tahu apa yang perlu untuk mereka pelajari.
Diberdayakan oleh Blogger.

recent posts